Sabtu, 14 Juni 2008

TRIGONOMETRI KERUKUNAN

Ternyata tidak selamanya matematika yang kita kenal selama ini, jauh dari apresiasi kehidupan sehari-hari. Terbukti memang benar dalam kehidupan sehari-hari kita tidaklah dapat luput dari permasalahan-permasalahan yang mengusung dan memanfaatkan kegunaan matematika. Dalam perdagangan, dalam lalu-lintas bahkan dalam urusan keagamaan pun matematika tetap dipergunakan sebagai hal yang memang dibutuhkan.

Bila kita menyoroti tata kehidupan kita saat ini yang tidak lain adalah tata kehidupan bangsa kita, tempat dimana kita menggantungkan segala aktifitas, tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan. Patutlah kita sekiranya meneteskan air mata yang apabila kita meneteskannya sekali saja maka niscaya air mata itu tidak akan habis untuk menangisi keterpurukan mental bangsa ini, kekacauan terjadi dimana-mana, perang saudara, perang antar suku dan masih banyak lagi keterpurukan-keterourukan yang kita tidak sungkan-sungkan lagi mempraktekkannya. Apabila kita memikirkan hal itu maka kita tidak akan habis pikir memgapa bangsa yang sedahsyat indonesia di dalam memantulkan rahmat dan barokah allah ini dapat menjadi bangsa yang sangat terpuruk dan mengalami krisis multi dimensional.

Apakah karena kita terlalu lama di dalam sangkar, sehingga kita lupa bagaimana caranya untuk terbang dan menaklukkan angkasa padahal kita adalah garuda yang gagah apabila kita terbang untuk menakklukkan badai yang menerjang.

Salah satu penyebab terjadinya krisis multidimensional ini adalah karena kita, selalu mamandang suatu permasalahan dari satu sudut pandang saja. Sehingga apabila kita berbeda pendapat dengan kelompok lain yang hal itu karena perbedaan sudut pandang, kita tidak dapat menerima perbedaan itu. Kita cenderung kaku dalam memandang suatu permasalahan sehingga kita menganggap kelompok yang bersebrangan pendapat dengan kita tersebut merupakan musuh bagi kita dan kita menjadi tidak bijak dalam menanggapi suatu permasalahan yang sedang mengglobal, yang akhirnya timbullah percekcokan dan gesekan-gesekan tajam yang berujung pada perpecahan. padahal kita adalah sama-sam manusia yang harus menebar kedamaian utnuk mencapai suatu kebaikan bersama.

Dalam pelajaran matematika, jika kita telah sampai pada bab yang membahas trigonometri kita akan menemukan istilah identitas trigonometri. Dalam subbab ini, kita akan mendapatkan pelajaran tentang kerukunan yang terkait dengan suatu perbedaan sudut pandang tetapi berisi suatu kebenaran yang sama-sama mutlak. Di sini saya akan menjelaskan akan hal itu. Ini bukanlah suatu pelajaran matematika, melainkan suatu penghayatan hidup yang dapat mengantarkan kita pada suatu cara pandang tentang kebenaran yang memungkinkan untuk terciptanya suatu kelegawaan hati untuk menerima sesuatu yang berbeda dari kita.

Dari suatu segitiga yang mempunyai dua sudut lancip yaitu alpha (ά) dan teta (θ) serta tiga sisi yaitu x, y, r. maka apabila kita mencari suatu perbandingan trigonometri dari segitiga tersebut kita akan memperoleh tabel sebagai berikut:

I

II

Terhadap θ

Terhadap ά

Sin θ = y/r

Cos θ = x/r

tan θ = y/x

Ctg θ = x/y

Sec θ = r/x

Cosec θ = r/y

Sin ά = x/r

Cos ά = y/r

tan ά = x/y

Ctg ά = y/x

Sec ά = r/y

Cosec ά = r/x












Dari I dan II dapat kita lihat nilai sin yang diperoleh sudut (θ) berbeda dengan nilai sin yang diroleh dari sudut (ά). Tetapi nilai sin dari kedua sin di atas sama-sama bernilai benar. Hali ini juga berlaku secara sama apabila diterapkan pada semua perbandingan sudut selain sin.

Ini menunjukkan bahwa suatu hal mungkin akan sama-sama bernilai benar walaupun berupa produk yang berbeda, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Tidak ada komentar: